Tue. Aug 12th, 2025

Merangin — Potret buram dunia pendidikan kembali terjadi di Kabupaten Merangin, Jambi. Ironisnya, hal ini terjadi di tengah gembar-gembor pembangunan infrastruktur pendidikan dan gelontoran dana miliaran rupiah dari pemerintah pusat ke daerah. Namun, kondisi yang dialami murid SD Negeri 201 Lubuk Napal, Kecamatan Tabir, Merangin, justru sangat memprihatinkan.
Hal ini terbukti Puluhan siswa SD Negeri 201 Lubuk Napal terpaksa belajar di ruangan yang sama sekali tidak layak. Beberapa di antaranya belajar di lorong sekolah yang disekat triplek seadanya, bahkan sebagian lagi menempati rumah dinas guru yang sudah usang dan nyaris roboh.
Salah satu guru yang enggan disebut namanya sangat menyesalkan keadaan ini, namun karena tidak ada yang layak terpaksa anak-anak belajar diruang belajar seadanya.
“Ya pak, lihatlah sendiri bagaimana anak-anak belajar. Ada yang di lorong yang kami sekat untuk dijadikan ruang belajar, ada juga yang di rumah guru yang kondisinya sudah tidak layak,” ujar salah satu guru dengan nada prihatin.


Bahkan guru tersebut juga kasihan terhadap kondisi muridnya yang belajar ditempat tak layak tersebut.
“Terus terang kami kasihan melihat murid-murid harus belajar dalam kondisi seperti ini. Tapi bagaimana lagi, permohonan ruang kelas baru untuk sekolah kami selalu diabaikan.”
SD Negeri 201 Lubuk Napal merupakan satu-satunya sekolah dasar di desa tersebut. Kondisi ini menambah keprihatinan karena tidak ada alternatif lain bagi anak-anak desa untuk memperoleh pendidikan yang layak.
Kepala Sekolah SD Negeri 201 Lubuk Napal Siti Aminah mengakui jika disekolahnya kekurangan ruang belajar. Namun karena kondisi ruang belajar yang kurang, pihak sekolah mengantisipasi dengan membuat sekat dan juga rumah dinas guru yang tidak ditempati untuk ruang belajar.
“Setiap tahun kami mengajukan ruang atau gedung baru untuk ruang belajar, namun hingga saat ini belum ada realisasi dari pihak Diknas Kabupaten Merangin”jelas Siti Aminah.
Sementara itu Ady warga setempat yang berhasil ditemui juga memprihatinkan kondisi sekolah tersebut, namun karena sekolah ini cuma satu-satunya di desa tersebut membuat warga tidak ada pilihan.
“80 tahun Indonesia merdeka, namun anak-anak calon penerus bangsa masih harus belajar di tempat seperti ini. Sementara itu, dana pendidikan yang digelontorkan pemerintah pusat ke daerah justru tidak terbukti untuk meningkatkan kualitas pendidikan didaerah,” keluh Ady salah satu warga desa setempat.
Masyarakat dan para tenaga pendidik di SD Negeri 201 Lubuk Napal berharap agar Bupati Merangin, H. M. Syukur segera mengambil tindakan nyata. Mereka meminta agar pembangunan ruang kelas baru segera direalisasikan demi masa depan pendidikan anak-anak di desa tersebut.

Laporan ( Abi )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *